piezomat.org | Suasana meriah menyelimuti halaman Gedung MA Jangka, Universitas Almuslim (Umuslim) Peusangan, Bireuen, saat Expo Simpora XVI resmi dibuka pada Senin (1/9/2025). Kegiatan yang berlangsung hingga Rabu (3/9/2025) ini menjadi ajang kreatif yang mempertemukan mahasiswa, pelaku UMKM, hingga komunitas dari berbagai daerah di Aceh.
Read More : Soliditas Mahasiswa Langsa Jadi Sorotan Saat Demo di Mapolres
Sebanyak 16 stand ikut meramaikan expo, menampilkan produk-produk unggulan dari berbagai sektor, mulai dari kuliner khas daerah, kerajinan tangan, hingga hasil inovasi mahasiswa. Expo Simpora ke XVI ini bukan sekadar ajang pameran, melainkan juga wadah untuk mempererat kolaborasi dan menumbuhkan semangat ekonomi kreatif di Aceh.
Unsam Langsa Hadirkan Terasi Ikonik
Salah satu daya tarik utama datang dari stand Universitas Samudra (Unsam) Langsa. Mahasiswa Fakultas Teknik (FT) Unsam menampilkan beragam produk lokal, dengan terasi sebagai bintang utama. Terasi khas Langsa ini dikemas rapi dalam plastik berbagai ukuran sehingga praktis untuk dijadikan oleh-oleh.
Selain terasi, stand Unsam juga memperkenalkan kerupuk ikan, minyak wangi berbahan dasar sereh, serta inovasi unik seperti lobang angin dari cangkang sawit dan campuran semen dengan cangkang kerang. Produk-produk tersebut merupakan hasil kreativitas mahasiswa yang bekerja sama dengan pelaku UMKM lokal.
Fatur, Ketua Kelompok Mahasiswa Unsam Langsa, menjelaskan bahwa keikutsertaan mereka dalam expo ini adalah tindak lanjut dari workshop yang sebelumnya mereka ikuti di Pidie Jaya. “Kami hadir atas undangan panitia dan dukungan para dosen, sekaligus membawa potensi lokal dari Langsa untuk dikenal lebih luas,” ujarnya.
Kreativitas Mahasiswa Teknik Sipil Unsam
Selain produk kuliner dan kerajinan, mahasiswa Teknik Sipil Unsam juga memamerkan hasil karya arsitektur berupa rancangan bangunan. Desain-desain tersebut memperlihatkan kemampuan teknis dan imajinasi mahasiswa dalam menciptakan konsep bangunan yang fungsional dan estetis. Kehadiran karya ini semakin menegaskan bahwa Expo Simpora bukan hanya ajang kuliner dan UMKM, tetapi juga ruang bagi ide-ide inovatif dari generasi muda.
Produk Beunyot dari Bireuen Jadi Daya Tarik
Tak kalah menarik, UMKM Beujroh dari Blang Mee, Kutablang, Bireuen turut memamerkan produk kerajinan tangan berbahan dasar purun atau beunyot, tumbuhan rawa khas Paya Nie. Produk-produk yang dipamerkan sangat beragam, mulai dari tas purun, dompet, kotak tisu, pot bunga, topi, kantong belanja, tas laptop, hingga gantungan kunci.
Sebanyak 25 jenis produk ditampilkan, hasil dari pemberdayaan ibu-ibu perajin lokal yang dibina oleh PT Pupuk Iskandar Muda (PIM). Produk beunyot ini tak hanya bernilai estetis, tetapi juga ramah lingkungan, sehingga sangat diminati pengunjung expo.
Kolaborasi Mahasiswa dan UMKM di Expo Simpora
Selain Unsam Langsa dan UMKM Beujroh, expo ini juga diramaikan oleh CV Guntomara dari Banda Aceh yang memamerkan desain arsitektur modern hasil karya perusahaan. Kehadiran berbagai pihak dari lintas daerah ini memperlihatkan bahwa Expo Simpora adalah ruang kolaborasi yang menyatukan potensi lokal untuk saling memperkuat jejaring.
Expo Simpora sebagai Ajang Ekonomi Kreatif
Expo Simpora XVI Umuslim Bireuen menjadi lebih dari sekadar pameran. Acara ini menunjukkan bagaimana mahasiswa, pelaku UMKM, dan komunitas kreatif dapat bekerja sama dalam memperkenalkan produk unggulan daerah. Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, kegiatan ini diharapkan mampu membuka peluang pasar yang lebih luas, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di Aceh.